PERANAN KONSULTAN MANAJEMEN KONSTRUKSI
ABSTRAK
Penggunaan
jasa konsultan manajemen konstruksi biasanya hanya pada proyek berskala besar,
dimana konsultan manajemen konstruksi berperan untuk mengelola manajemen
proyek. Meskipun demikian, penggunaan jasa konsultasi ini tidak menjamin suatu
proyek pembangunan bisa berjalan lancar. Berbagai permasalahan pada tahap
pelaksanaan pembangunan sering terjadi. Faktor-faktor penyebabnya antara lain:
organisasi proyek yang tidak tertata rapi, sumber daya manusia yang tidak
profesional ataupun kendala alam. Oleh karena itu, perlu ditinjau apa saja
peranan konsultan manajemen konstruksi dan bagaimana implementasi peranan
tersebut dilapangan.
Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui tugas dan tanggung jawab Konsultan
Manajemen Konstruksi terhadap pelaksanaan proyek pembangunan Star Square
Dalam
pelaksanaan penelitian disusun suatu lingkup perencanaan yang meliputi: studi
literatur, persiapan menentukan data yang diperlukan, pengambilan data primer
langsung dari objek yang diteliti melalui survei lapangan dan wawancara,
pengumpulan data sekunder, analisis data dan penarikan kesimpulan.
Proyek
pembangunan Star Square masih dalam tahap awal, namun dalam pelaksanaannya
menunjukkan adanya keterlambatan waktu pelaksanaan proyek dikarenakan adanya
masalah dalam pengiriman material, adanya perbedaan orientasi hari libur
diantara pihak-pihak yang terlibat dalam proyek. serta kurangnya peran
konsultan manajemen konstruksi dalam mengatasi masalah keterlambatan tersebut.
Kata Kunci : konsultan manajemen konstruksi,
pelaksanaan, waktu.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dalam suatu pelaksanaan proyek
konstruksi terdiri dari serangkaian aktivitas-aktivitas yang saling berkaitan
satu dengan yang lain. Untuk itu, diperlukan suatu manajemen konstruksi yang
tepat dan dapat mengendalikan suatu proyek konstruksi mulai dari tahap
perencanaan, tahap perancangan, tahap pelelangan, tahap pelaksanaan dan tahap
sesudah pelaksanaan. Dalam mengendalikan tahap demi tahap tersebut, dibutuhkan
konsultan manajemen konstruksi.
Saat ini masih saja sering
terjadi keterlambatan dan penyimpangan kualitas konstruksi pada tahap
pelaksanaan proyek bukan hanya disebabkan oleh faktor alam, tetapi juga
disebabkan oleh beberapa hal
antara lain koordinasi, komunikasi,
administrasi, pemberdayaan tenaga kerja sebagai
sumber daya manusia yang kurang optimal.
Penggunaan jasa konsultasi proyek
atau lebih dikenal dengan konsultan manajemen konstruksi biasanya digunakan
pada proyek berskala besar, dan merupakan suatu tim kerja yang memiliki
keahlian dalam mengelola manajemen proyek dan bertugas memantau, mengendalikan
serta ikut terlibat pada proses proyek. Sehingga di harapkan mampu mengatasi
dan mengantisipasi penyimpangan serta masalah dalam suatu proyek pembangunan.
Berkaitan dengan hal-hal tersebut
di atas, maka peneliti tertarik melihat sejauh mana Peranan Konsultan Manajemen
Konstruksi pada tahap Pelaksanaan Proyek Pembangunan. Dalam penelitian ini,
peneliti mengambil studi kasus pembangunan Star Square.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah
untuk mendeskripsikan serta mengevaluasi peran Konsultan Manajemen Konstruksi
pada tahap pelaksanaan proyek pembangunan Star Square.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu
memberi pengetahuan dan informasi dalam pengembangan ilmu manajemen khususnya
dibidang teknik sipil tentang Peranan
Manajemen Konstruksi pada tahap pelaksanaan.
Batasan masalah
Pada dasarnya proyek-proyek
pemba-ngunan meliputi tahapan perencanaan, perancangan, pelelangan,
pelaksanaan, dan sesudah pelaksanaan. Dalam penelitian ini, masalah dibatasi
pada tahap pelaksanaan pembangunan Star Square.
LANDASAN TEORI
Manajemen terdapat dalam semua
kegiatan manusia baik dalam rumah tangga, pemerintah, perusahaan, dan
sebagainya. Oleh karena itu, manajemen perlu untuk dipelajari dan selanjutnya
diaplikasikan. Berikut ini pengertian dasar manajemen menurut beberapa tokoh
manajemen yang telah mendefinisikan manajemen (Tarore dan Mandagi, 2006).
Manajemen konstruksi dapat dipahami sebagai suatu proses manajemen, dimana
manajemen terdiri dari serangkaian tahap kegiatan yang diarahkan dalam rangka
mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.
Konsultan manajemen konstruksi
adalah suatu badan/lembaga multidisiplin profesional, tangguh dan independen
yang bekerja untuk pemilik proyek dari saat awal perencanaan sampai
pengoperasian proyek, mampu bekerjasama dengan konsultan perencana (architect engineer) guna mencapai hasil
yang optimal dalam aspek waktu, biaya serta kualitas seperti yang
sudah ditentukan atau diinginkan sebelumnya (Tarore
dan Mandagi, 2006).
Dilihat dari sumber daya dan
waktu yang diperlukan, maka proyek dapat merupakan kegiatan yang berskala
besar, sedang ataupun kecil.
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam pelaksanaan penelitian
disusun suatu lingkup perencanaan yang meliputi. Studi Literatur, mencari bahan
pustaka untuk menunjang penelitian. Persiapan, menentukan data yang akan
diperlukan dalam penelitian. Pengambilan data, terbagi menjadi data primer,
adalah data langsung dari objek yang diteliti, yaitu melalui survei lapangan
dan wawancara. Data sekunder, adalah data yang diambil dari data yang telah ada
atau data yang telah disurvei sebelumnya oleh instansi atau badan usaha lain.
Kemudian dilanjutkan dengan analisis data dan kesimpulan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data proyek :
|
|
|
Nama Proyek
|
|
: Pembangunan StarSquare
|
Lokasi
Proyek
|
:
Kompleks Bahu Mall,
|
|
Jln.
Wolter Mongisidi, Manado.
Konsultan Manajemen Konstruksi :
PT. Recta Construction.
Pemberi Tugas:
PT.
Artoda Karya Gemilang.
Peranan
Konsultan Manajemen Konstruksi (KMK) PT. Recta Construction terhadap
Pelaksanaan Pembangunan Star Square
1.
Mengkoordinir dan memberi
pengarah-an pada pihak-pihak yang terlibat.
2.
Melaksanakan pengawasan pekerjaan
di lapangan.
Dari hasil tinjauan kembali/pengawasan KMK secara
keseluruhan, didapat beberapa pekerjaan yang cacat atau harus diperbaiki. Dalam
perbaikan tersebut, KMK akan terus mengawasi sampai pekerjaan tersebut selesai
diperbaiki. Pengawasan dilakukan dengan menilai
pekerjaan sesuai/tidak sesuai dengan spesifikasi. Konsep pengawasan pekerjaan
pengawasan disebut pengawasan preventif, yaitu
meminimalkan kesalahan yang mengakibatkan
pembongkaran dan pengulangan pekerjaan yang tidak perlu
karena kesalahan gambar/mutu pekerjaan yang tidak
sesuai dengan ketentuan.
3.
Memproses sertifikat dan berita
acara yang diperlukan selama pelaksanaan. Konsultan memproses berita acara
serah terima lapangan berita acara serah terima lapangan sebagai site proyek
yang diserahkan dari PT. Artoda Karya Gemilang selaku pihak pertama/pemilik dan
diserahkan kepada PT. Wijaya Karya selaku pihak kedua/kontraktor.
4.
Mengendalikan jadwal pelaksanaan
berdasarkan jadwal induk.
Peranan KMK PT. Recta Construction dalam
mengendalikan jadwal pelak-sanaan tidak dijalankan sepenuhnya. Masalah keuangan
dalam pembangunan proyek Star Square tidak dapat ditang-gulangi oleh KMK. Segi
manajemen keuangan dari kontraktor-kontraktor yang kurang, menyebabkan
kontraktor-kontraktor tersebut hanya mengandalkan biaya dari pemilik proyek.
5.
Mengkoordinir ketersediaan
fasilitas pendukung.
Fasilitas-fasilitas pendukung sudah disediakan oleh
pemilik proyek PT. Artoda Karya Gemilang. Fasilitas pendukung tersebut termasuk
didalam-nya pengadaan air, listrik, telepon, kantor, gudang, mess, dll. KMK PT.
Recta Construction bertanggung jawab atas penggunaan fasilitas pendukung
tersebut dan memastikan bahwa fasilitas
tersebut digunakan sebagaimana mestinya.
6.
Memimpin rapat koordinasi
lapangan. KMK PT. Recta Construction murni sebagai wakil pemilik proyek dan
wajib memimpin rapat koordinasi lapangan. Di dalamnya dibahas kendala-kendala
yang dihadapi kontraktor dan bagaimana cara mengatasinya. Rapat koordinasi
dilaksanakan setiap hari Kamis.
7.
Memberikan rekomendasi untuk
me-nunjuk kontraktor dan sub-kontraktor spesialis .
Dalam proyek ini, peran KMK PT. Recta Construction
tidak diberi tanggung jawab oleh pemilik proyek untuk mengurus peran ini.
8.
Memproses pengadaan gambar kerja
dan contoh material dari kontraktor. Konsultan memproses gambar dari kontraktor
PT. Wijaya Karya untuk pemancangan tiang pondasi.
9.
Mengawasi pengadaan dan kualitas
tenaga kerja, material dan peralatan dari para kontraktor.
Konsultan manajemen konstruksi mengawasi pekerjaan
di lapangan, dan disesuaikan dengan apa yang dilaporkan kontraktor pada laporan
harian.
10. Menyiapkan prosedur untuk perubahan dan pekerjaan tambahan.
Konsultan memberi instruksi untuk penambahan
pekerjaan pemancangan di area West
Entrance.
11. Menyusun program untuk keselamatan kerja dan keamanan proyek.
-
Tidak
dilaksanakan.
Keselamatan kerja: KMK menerapkan program
keselamatan secara konsisten seperti: pembersihan proyek, pemakaian helm,
sepatu lapangan, identitas pekerja, pemasangan jaring pengaman, rambu di
sekeliling lubang terbuka (galian, lift), tanda dilarang merokok di dalam
proyek, kotak P3K dan menyediakan asuransi JAMSOSTEK untuk para pekerja. Program
keselamatan kerja akan meningkatkan produktivitas para pekerja. Keamanan
proyek: Penjagaan proyek dengan menyediakan satpam untuk jaga dalam hal ini KMK
tidak diberi tanggung jawab untuk peran ini.
12. Menyusun laporan berkala dan merekam data-data lapangan.
Dalam laporan bulanan KMK PT. Recta Construction
terhadap PT. Artoda Karya Gemilang berisikan :
a) Status
paket pekerjaan.
b) Legalitas
dan data-data pelaksanaan.
c) Lampiran foto kegiatan lapangan dan monitoring cuaca.
13. Memproses pembayaran para kontrak-tor.
Kontraktor dibayar per bulan dan didasarkan pada
volume pekerjaan yang dicapai per bulan. Pencapaian volume tesebut dapat
dilihat pada weekly progress. Dalam 1 bulan, kontraktor memasukkan 4 weekly progress.
14. Memproses
tuntutan.
Pihak KMK belum menerima laporan Tuntutan dari
pihak yang terlibat dalam proyek ini.
15. Memproses pengadaan gambar lengkap. KMK PT. Recta Construction belum
diperlukan untuk memproses gambar yang diajukan pihak kontraktor.
PENUTUP
Kesimpulan
Pada tahap pelaksanaan
pembangunan
Star Square ,konsultan manajemen konstruksi cukup
berperan dengan baik dalam koordinasi, walaupun ada beberapa tugas yang
tidak/belum dilaksanakan. Permasalahan yang di temui adalah terjadinya
keterlambatan dalam pengiriman material serta kurangnya peran dari konsultan
dalam mengatasi masalah ini. Namun, walau ada sedikit keterlambatan,
pelaksanaan proyek ini berjalan sesuai jadwal yang
direncanakan.
Saran
Dengan melihat pelaksanaan proyek
Star Square, peneliti memberikan saran agar supaya konsultan manajemen
konstruksi lebih memberikan perhatian terhadap masalah-masalah yang timbul
terutama masalah keterlambatan pengiriman material, serta mewujudkan kerja sama
yang lebih baik antara pihak-pihak yang terlibat dalam proyek sehingga akan
memberikan landasan kuat bagi pelaksanaan proyek.
DAFTAR
PUSTAKA
Tarore, Huibert, dan Mandagi,
Robert J.M., 2006. Sistem Manajemen
Proyek Konstruksi (SIMPROKON),
Tim Penerbit JTS Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi. Manado.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar